Label

Kamis, 18 Agustus 2011

LOGO UNTIRTA FKIP

ARTIKEL 1


MAHASISWA YANG BERKARAKTER
DAN BERPRESTASI


Dewasa ini pendidikan berkarakter memang menjadi isu utama dalam dunia pendidikan, tak terkecuali di lingkup perguruan tinggi. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak mahasiswa sebagai anak bangsa, pendidikan berkarakter diharapkan mampu menjadi kesuksesan peradaban bangsa. Karakter terbentuk saat seseorang lahir. Lingkungan di mana ia tumbuh mempengaruhi baik buruknya karakter. Karakter mahasiswa kembali mulai terbentuk setelah mereka melakukan interaksi di lingkungan kampus. Tolak ukur pembentukan karakter seorang mahasiswa dapat dilihat dari proses mulai dari saat berpredikat mahasiswa baru hingga mantan mahasiswa.
Pendidikan berkarakter harus dimulai dan dibangun di lingkungan keluarga, dikembangkan di dunia pendidikan, serta pada akhirnya diterapkan secara nyata di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan pembentukan karakter yang baik maka akan membuka jalan buat mahasiswa ketika terjun ke dunia kerja. Karena dunia global saat ini menuntut tenaga kerja profesional dan punya karakter khusus,” paparnya. Kendati demikian, menurutnya karakter yang seharusnya dimiliki mahasiswa belum terlihat. Sebagai seorang mahasiswa karakter khusus seperti kreatif, responsif, dan bertanggung jawab wajib dimiliki. Dengan bekal pendidikan berkarakter selanjutnya diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja yang berkepribadian dan mempunyai daya saing unggul di dunia kerja. Dari sisi kebanggaan bangsa, terbentuknya masyarakat yang berkarakter diharapkan mampu mendorong kesejajaran dengan bangsa-bangsa berkembang dan bangsa-bangsa maju lainnya.
Belajar di Perguruan Tinggi tentunya berbeda dengan belajar di Sekolah Menengah Atas ataupun yang sederajat. Perguruan Tinggi merupakan tempat merubah diri, suatu kesempatan yang berharga, tempat mengembangkan diri, bisa lebih dewasa, salah satu jembatan menuju kesuksesan. Perguruan Tinggi dapat memberikan arah kemana kita akan melangkah. Oleh karena itu perlu kita siapkan diri dan manfaatkan kesempatan selama kuliah.
Menjadi mahasiswa yang berprestasi itu mudah, asalkan kita tahu caranya plus tentunya perlu usaha untuk mencapainya. Ada beberapa faktor yang membangun kesuksesan. Yang tentunya kita semua dapat menerapkan dan memiliki faktor kesuksesan ini untuk sukses dalam meraih segala prestasi. Ada berbagai hal yang harus kita lakukan agar kita menjadi mahasiswa yang berkarakter dan berprestasi berprestasi.
Pertama Bersykur. Kita sebagai hamba Allah yang beruntung. Kita diberikan kesempatan oleh Allah untuk bisa belajar di Perguruan Tinggi. Sementara banyak orang yang tidak bisa masuk ke Perguruan Tinggi karena berbagai hal. Oleh sebab itu, kita harus mensyukur nikmat ini. Rasa syukur merupakan sumber motivasi diri. Rasa syukur akan membawa kita ke dunia sungguh-sungguh, berprestasi, dan tentunya diridhoi oleh Allah SWT. Sehingga apa yang kita inginkan bisa tercapai.
Kedua Melakukan Hal-hal yang Positif. Setelah kita bersyukur, maka wujudkan rasa syukur itu dengan hal-hal yang baik, diantaranya: (a) meluangkan diri untuk banyak membaca buku dan menulis, (b) mengupayakan agar kita selalu hadir dalam jam kuliah, hindari absen dari jam kuliah, terkecuali kita sakit dan izin, (c) datang ke kelas selalu tepat waktu  (Imam syahid Hasan al-Banna mengatakan al-Waqtu huwal hayat “waktu adalah kehidupan”, orang yang dapat mengisi waktunya dengan baik maka hidupnya akan baik sebaliknya orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang menyia-nyiakan keagungan Allah), (d) berusaha mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan baik dan tepat waktu, (e) Ciptakan lingkungan yang kondusif; rumah adalah syurga bagi kita kampus adalah tempat kita menimba ilmu, (f) Berorganisasi, dengan berorganisasi kita dapat mengembangkan potensi diri. Organisasi merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat dan aspirasi kita.
Ketiga Memohon Do’a dan Restu Kedua Orang Tua. Hati kita akan terasa senang dan bahagia apabila kedua orang tua telah mendo’akan dan merestui kita. Jika kedua orang tua meridhoi kita pastinya Allah akan meridhoi dengan aktivitas yang kita lakukan, “ridollah fii ridhol waalidain”. Kalau orang tua kita sudah kembali kepada Allah (meninggal dunia), janganlah engkau bersedih hati (la tahzan) banyak yang bisa kita lakukan misalnya doakan mereka atau buktikan kalau kita adalah anak yang bisa berbakti kepada mereka dengan prestasi terbaik yang kita torehkan.
Keempat Jadiliah Diri Sendiri. Manusia itu terlahir serba kekurangan, sehingga wajar ketika setiap saat kita ingin sempurna. terkadang kita kagum kepada kelebihan terhadap seseorang. Kita ingin meniru figur itu dalam segala hal. Sebenarnya tidak ada yang salah, tetapi jangan sampai kita dibutakan oleh keadaan. Kita harus yakin bahwa manusia hanyalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling Sempurna. Sehingga tersirat bahwa kita juga tentunya disamping punya kekurangan-kekurangan tentu punya kelebihan yang jika diasah akan kelihatan. Jadi Intinya jadilah diri sendiri.
Kelima Bentengi Diri. Dengan niat yang suci akan lahir tujuan yang mulia, bentengi diri anda dengan niat dan keyakinan bahwa kesempatan menjadi mahasiswa ini tidak boleh disia-siakan dan Insya Allah berhasil, senantiasa berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa. jangan pernah menjauh dari-Nya, karena semua agama mengajarkan itu.
Keenam Manfaatkan Perpustakaan. Perputaskaan adalah gudangnya ilmu, di dalam perpustakaan itu kita akan dapatkan apa yang kita cari. Kita dapat keliling dunia lewat buku, kita bisa ke masa lalu lewat buku, dengan pergi ke perpustakaan wawasan dan pengetahuan kita akan semakin bertambah.  
Ketujuh Mengetahui Tujuan Kita. Membuat tujuan yang jelas adalah salah satu kunci membangkitkan motivasi. Dalam aspek apapun, kita perlu memiliki tujuan. Oleh sebab itu, kita harus menentukan apa tujuan kita.
Kedelapan Berusaha dan Disiplin. Untuk mencapai kesuksesan kita harus berusaha dan disiplin, jika kita berusaha dan disiplin segala sesuatu akan akan terasa semakin mudah. Lakukanlah sesuai dengan tujuan kita, lakukan yang terbaik untuk diri kita, hasil akhir bukanlah segalanya. Pengalaman yang kita dapatlah yang merupakan hasil yang paling penting dan menjadi bahan pembelajaran.



keterangan: buat di kertas A4 spasi 1,5 margin left 3,5 cm, right 3 cm, top 3 cm, button 3 cm

Rabu, 17 Agustus 2011

GALILEO-GALILEI


GALILEO GALILEI


Galileo Galilei (lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari 1564 – meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.
Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai pengamatan astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua (dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus mengenai peredaran bumi mengelilingi matahari.
Akibat pandangannya yang disebut terakhir itu ia dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.
Menurut Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar bagi dunia sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai "bapak astronomi modern", "bapak fisika modern", dan "bapak sains". Hasil usahanya bisa dikatakan sebagai terobosan besar dari Aristoteles. Konfliknya dengan Gereja Katolik Roma (Peristiwa Galileo) adalah sebuah contoh awal konflik antara otoritas agama dengan kebebasan berpikir (terutama dalam sains) pada masyarakat Barat.

Biografi
Galileo Galilei dilahirkan di Pisa, Tuscany pada tanggal 15 Februari 1564 sebagai anak pertama dari Vincenzo Galilei, seorang matematikawan dan musisi asal Florence, dan Giulia Ammannati. Ia sudah dididik sejak masa kecil. Kemudian, ia belajar di Universitas Pisa namun terhenti karena masalah keuangan. Untungnya, ia ditawari jabatan di sana pada tahun 1589 untuk mengajar matematika. Setelah itu, ia pindah ke Universitas Padua untuk mengajar geometri, mekanika, dan astronomi sampai tahun 1610. Pada masa-masa itu, ia sudah mendalami sains dan membuat berbagai penemuan.
Pada tahun 1612, Galileo pergi ke Roma dan bergabung dengan Accademia dei Lincei untuk mengamati bintik matahari. Di tahun itu juga, muncul penolakan terhadap teori Nicolaus Copernicus, teori yang didukung oleh Galileo. Pada tahun 1614, dari Santa Maria Novella, Tommaso Caccini mengecam pendapat Galileo tentang pergerakan bumi, memberikan anggapan bahwa teori itu sesat dan berbahaya. Galileo sendiri pergi ke Roma untuk mempertahankan dirinya. Pada tahun 1616, Kardinal Roberto Bellarmino menyerahkan pemberitahuan yang melarangnya mendukung maupun mengajarkan teori Copernicus.
Galileo menulis Saggiatore di tahun 1622, yang kemudian diterbitkan pada 1623. Pada tahun 1624, ia mengembangkan salah satu mikroskop awal. Pada tahun 1630, ia kembali ke Roma untuk membuat izin mencetak buku Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632. Namun, di tahun itu pula, Gereja Katolik menjatuhkan vonis bahwa Galileo harus ditahan di Siena.
Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke vilanya di Arcetri. Buku terakhirnya, Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno à due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada 1638. Di saat itu, Galileo hampir buta total. Pada tanggal 8 Januari 1642, Galileo wafat di Arcetri saat ditemani oleh Vincenzo Viviani, salah seorang muridnya.
Di bulan isonenä kuria kekka, ta itane mia astronomo ja isonenä. Di buku kiiri ke kaaka ta galileo isonenä.

Astronomi
Tidak seperti yang dipercaya sebagian orang, Galileo tidak menciptakan teleskop tapi ia telah menyempurnakan alat tersebut. Ia menjadi orang pertama yang memakainya untuk mengamati langit, dan untuk beberapa waktu, ia adalah satu dari sedikit orang yang bisa membuat teleskop sebagus itu. Awalnya, ia membuat teleskop hanya berdasarkan deskripsi tentang alat yang dibuat di Belanda pada 1608. Ia membuat sebuah teleskop dengan perbesaran 3x dan kemudian membuat model-model baru yang bisa mencapai 32x. Pada 25 Agustus 1609, ia mendemonstrasikan teleskop pada pembuat hukum dari Venesia. Selain itu, hasil kerjanya juga membuahkan hasil lain karena ada pedagang-pedagang yang memanfaatkan teleskopnya untuk keperluan pelayaran. Pengamatan astronominya pertama kali diterbitkan di bulan Maret 1610, berjudul Sidereus Nuncius.
Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Empat malam kemudian, ia menemukan Ganymede. Ia juga menemukan bahwa bulan-bulan tersebut muncul dan menghilang, gejala yang ia perkirakan berasal dari pergerakan benda-benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga ia menyimpulkan bahwa keempat benda tersebut mengorbit planet.
Galileo adalah salah satu orang Eropa pertama yang mengamati bintik matahari, diperkirakan Astronomi astronom Tionghoa sudah mengamatinya sejak lama. Selain itu, Galileo juga adalah orang pertama yang melaporkan adanya gunung dan lembah di bulan, kesimpulan yang diambil melihat dari pola bayangan yang ada di permukaan. Ia kemudian memberi kesimpulan bahwa bulan itu "kasar dan tidak rata, seperti permukaan bumi sendiri", tidak seperti anggapan Aristoteles yang menyatakan bulan adalah bola sempurna.
Galileo juga mengamati planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat hanya sebagai sebuah bintang yang redup.

Selasa, 16 Agustus 2011

ARTIKEL



MENJADI MAHASISWA YANG RELIGIUS, MANDIRI
PROFESIONAL DAN BERKARAKTER


Mahasiswa Yang Religius
Mahasiswa merupakan aset suatu bangsa yang sangat berharga. Mereka merupakan calon pemimpin dan penerus perjuangan bangsa. Manakala mahasiswa yang sekarang masih belajar di perguruan tinggi dapat terdidik secara utuh dan terarah, maka masa depan bangsa dan negara ini akan baik. Tetapi manakala mereka mendapatkan pendidikan yang parsial, hanya mementingkan sisi kecerdasan intelektual dan kekuatan fisik dan mengesampingkan pembinaan kecerdasan intelektual dan spiritual, maka bangsa yang majemuk ini akan terancam keberlangsungannya.
Tantangan besar yang kedua harus dihadapi mahasiswa setelah lulus dan menjadi  calon tenaga kerja di era sekarang tidak hanya pada tuntutan kemampuan pada aspek kecerdasan intelektual (kognitif) dan keterampilan fisik (skill), tetapi yang juga harus memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang kokoh. Hal ini dikarenakan tantangan permasalahan dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat semakin beragam dan semakin komplek. Oleh karena itu dalam proses pembelajarannya, mahasiswa harus mendapatkan pembinaan yang baik agar kecerdasan emosional dan spiritualnya dapat berkembang optimal.
Salah satu aspek dalam diri mahasiswa yang harus dikembangkan dalam proses pendidikan adalah aspek afeksi (sikap, perilaku dan kepribadian). Selama ini yang relatif banyak berkembang dan menjadi perhatian utama adalah pengembangan aspek kognisi dan psikomotorik. Hal ini tercermin pada jumlah jam mata kuliah pengembangan aspek-aspek ini yang harus ditempuh oleh mahasiswa selama masa studinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan mata kuliah pengembangan aspek afeksi atau mata kuliah pengembangan kepribadian ( MPK).
Dalam upaya mengembangkan kemampuan pada aspek afeksi, secara formal para mahasiswa diwajibkan mengikuti kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). Tujuan yang ingin dicapai dari perkuliahan ini adalah terbentuknya  kepribadian yang baik pada mahasiswa yang beragama Islam. Secara khusus mahasiswa Muslim dapat mengikuti pembinaan keagamaan yang lebih intensif pada Tutorial Pendidikan Agama Islam . Pola integrasi ini menjadi penting karena pembinaan ketika kurang terkontrol, dapat berdampak kepada perilaku keagamaan yang ekstrim.

Mahasiswa Yang Mandiri
“Mahasiswa kini dinina-bobokkan dengan segala sesuatu yang serba instan sehingga secara tidak langsung berimplikasi pada minat enterpreneurship mereka” ungkap Dewi Setyowati, seorang pimpinan BI Yogyakarta dalam dialog “Membangun Kewirausahaan Mahasiswa” yang diadakan di Gedung BI Yogya pada tanggal 4 April 2011.
Untuk bisa survive di era globalisasi ini bisa dibilang cukup sulit, mengingat persaingan mencari pekerjaan sangat kompetitif sementara lahan yang tersedia semakin terbatas. Hal inilah yang melatar-belakangi kaum muda, khususnya mahasiswa untuk mampu berpikir lebih kreatif dengan menciptakan lapangan kerjanya sendiri. Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuang sejauh mungkin paradigma mengenai lulusan perguruan tinggi harus menjadi pegawai. Dengan demikian, etos kerja akan terpupuk. Hal lainnya adalah dengan memberi pembekalan sejak dini mengenai kewirausahaan. Untuk hal ini, universitas-universitas sudah mulai menggalakkan gerakan tersebut. Sebagai contoh di Universitas Islam Indonesia, hampir semua jurusan terdapat mata kuliah kewirausahaan. Hanya jurusan dengan pendidikan profesi yang tidak, seperti kedokteran.
Banyak mahasiswa yang sudah memulai usahanya sendiri. Salah satu contohnya adalah seorang mahasiswa prodi teknik informatika Universitas Islam Indonesia yang memulai usahanya dengan membuka sebuah tempat makan yang menjual aneka salad yang diberi nama rumah salad. Dengan bermodalkan keberanian, bersama teman-teman seangkatannya, ia mampu membuka usahanya yang terletak dibelakang gedung Jurusan Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia. Meskipun menu yang ditawarkan bisa dikategorikan sederhana, namun, mereka mampu membuat menu tersebut menjadi sesuatu yang lain dari yang lain sehingga mampu menarik pengunjung. Memang, usaha yang mereka jalankan belum lama, namun, dari hari ke hari terlihat semakin ramai. Contoh lainnya adalah seorang mahasiswi prodi teknik industri Universitas Islam Indonesia yang memulai usahanya dengan membuka sebuah tempat laundry. Untuk mempermudah usahanya, ia menyiasati dengan membuka usaha dan bekerja sama dengan sebuah rumah kos yang terletak di belakang laboratorium terpadu Universitas Islam Indonesia.

Mahasiswa yang Profesional
Persepsi masyarakat tentang sosok mahasiswa sering berlebih. Mahasiswa dianggap berstrata lebih tinggi, dengan jalan hidup jelas, dan berakhir dengan kesuksesan. Kenyataannya, tak semua seperti itu. Mahasiswa juga dianggap agen perubahan. Karena itu, masyarakat menunggu aktualisasi peran mahasiswa. Masyarakat menganggap mahasiswa agen perubahan jika mereka menerapkan gagasan dan tak sekadar omong kosong.
Jadi profesional dapat menjadi jalan untuk menunjukkan mahasiswa tak hanya bisa bicara. Profesional di bidang masing-masing. Sikap total dalam berusaha dan tak setengah-setengah bekerja merupakan wujud bakti mahasiswa. Bukan cuma untuk masyarakat, melainkan juga bangsa dan negara.
Menggunakan kemampuan intelektual secara maksimal, lalu berupaya menerapkan gagasan secara total merupakan sikap profesional sebagai mahasiswa. Totalitas itu harus dijaga dengan tak melalaikan tugas kuliah. Mahasiswa tak bisa mengkritik tatanan di masyarakat, sementara mereka melalaikan tugas kuliah. Jangan sampai mahasiswa hanya mengkritik, tetapi tak bisa melakoni peran dengan baik.
Bersikap profesional sebagai mahasiswa juga diwujudkan dengan menjaga moral. Degradasi moral di kalangan mahasiswa dapat menurunkan kepercayaan masyarakat. Mereka kerap dianggap hanya bisa bicara. Moral yang baik dapat meyakinkan masyarakat bahwa mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Bukan sekadar teori. Kiprah itu hendaknya ditunjukkan bukan hanya ketika masih mahasiswa. Namun juga setelah lulus dan bekerja. Jangan sampai bersikap idealis ketika masih jadi mahasiswa, lantas asal-asalan setelah lulus. Tak salah jadi profesional kapan saja dan di mana saja. Sebab, jadi profesional adalah pembuktian.

Mahasiswa yang Berkarakter
Mahasiswa masuk di dalam barisan pemuda dan banyak tugas yang harus dilakukan sebagai seorang mahasiswa. Karena mahasiswa adalah tulang punggung bangsa menjadikannya sosok yang harus dapat dukungan dari semua pihak untuk dapat mengeluarkan semua potensi yang dimiliki. “Berikan aku sepuluh pemuda maka aku akan mengubah dunia”, begitu yakinnya Bung Karno pada potensi mahasiswa. Banyak hal yang harus diperbaiki dan bagi pemuda itu bukan hal yang sulit karena potensi waktu, kesempatan, dan usaha masih terbuka lebar.
Maka dari itu mahasiswa harus mampu mengubah situasi saat ini. Puluhan masalah teknis bahkan mungkin ratusan yang harus dijelaskan secara terperinci untuk sebuah perubahan di kampus. Mulai dari permasalahan fisik kampus, kualitas dosen dan mahasiswa, dan moral mahasiswa merupakan tiga sisi yang berbeda yang harus diperbaiki. Tapi ada hal yang sangat mendasar yang menjadi keresahan yang terutama dirasakan oleh para alumni yakni masalah karakter mahasiswa. Padahal yang membedakan mahasiswa satu dengan mahasiswa universitas lain adalah masalah karakter yang dimilikinya. Mahasiswa yang berkarakter dia tahu untuk apa dia melakukan sesuatu termasuk kuliah, mahasiswa yang berkarakter dia akan mampu survive di dunia kerja nantinya, mahasiswa yang berkarakter akan selalu siap memimpin bangsa.
Karakter adalah sistem daya juang yang menggunakan nilai-nilai moral yang terpatri dalam diri individu yang mendasari pemikiran, sikap, dan perilaku (Juntika 2009). Tanpa adanya daya juang mahasiswa tak akan terbentuk karakter yang kuat, semakin tinggi daya juangnya semakin berat medan yang dilaluinya maka tak ada alasan lagi bagi mahasiswa untuk jadi pecundang. Seharusnya mahasiswa diberi tugas yang banyak agar kemampuan berfikir dan manajemennya baik, tapi juga perlu diingat betapa pentingnya sebuah teladan. Mahasiswa bisa berkarakter tidak lepas bimbingan dosennya, apabila dosen tidak mengerti cara mengajar yang dia tahu hanya menyampaikan kuliah maka hanyalah kuli berlabel S1 yang akan diluluskan di Sabuga.
When character is lost everything is lost, korupsi, konflik antar suku, konflik antar partai, merupakan contoh mulai hilangnya karakter bangsa. Hati nurani menjadi suara sumbang di telinga, akal fikiran terbelokkan suasana menjadikan merah putih bangsa tak lagi bisa dibedakan. Korupsi Indonesia menempati peringkat tiga besar dunia suatu prestasi yang memprihatinkan. Konflik antar suku selalu terjadi layak siklus pergantian musim yang selalu konstan. Konflik antar partai walau menjadikan pemilu ramai dan menarik perhatian tapi ini merupakan hilangnya karakter bangsa secara keseluruhan. Dengan dasar demokrasi semua orang boleh mencalonkan diri sebagai wakil rakyat yang menyedihkan banyak artis yang beralih profesi dikala populeritasnya menurun, apakah mau dijadikan sebuah sinetron bangsa ini? Mahasiswa tanpa karakter takkan mampu mengubah kondisi ini.



Artikel
Created By      : Cholis Sunandar
Sumber            : Pustaka Sekolah