Label

Senin, 08 Agustus 2011

KEINDAHAN GAYA BAHASA DALAM PUISI


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Puisi merupakan salah satu karya sastra atau sebuah karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan. Kata yang bergaya merupakan salah satu unsur terpenting yang selalu dipikirkan oleh para pengarang dalam menyampaikan ide dan ungkapan perasaan.
Cara penyampaian inilah yang disebut dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau yang sering disebut dengan majas, merupakan susunan kata yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis dan mampu pula menimbulkan efek tertentu dalam hati para pembaca.
Gaya bahasa membuat larik dan bait-bait dalam puisi menjadi hidup, bergerak dan merangsang pembaca dan memberikan reaksi tertentu dengan apa yang dikemukakan pengarang.

1.2  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1.      Mengetahui pengertian puisi.
2.      Mengetahui jenis-jenis puisi.
3.      Mengetahui dan menganalisis unsur-unsur puisi.
4.      Menganalisis keindahan bahasa dalam puisi yang berjudul “Diponegoro”.

1.3  Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam makalah ini yaitu unsur-unsur keindahan dalam puisi “Diponegoro” yang dituangkan dalam beberapa pertanyaan, diantaranya:
1.      Apa yang dimaksud dengan puisi?
2.      Apa unsur-unsur dalam puisi?
3.      Ada berapa jenis-jenis puisi?
4.      Unsur keindahan apa yang ada dalam puisi “Diponegoro”




1.4  Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dalam tiga bab yang meliputi:
Bab I         Pendahuluan
-          Latar belakang masalah
-          Tujuan Penulisan
-          Fokus Penelitian
-          Sistematika Penulisan
Bab II      Menganalisis Keindahan Bahasa Puisi dalam Puisi “Diponegoro” Karya Chairil Anwar

-          Pengertian Puisi
-          Unsur-unsur Puisi
-          Jenis-jenis Puisi
-          Keindahan Bahasa dalam Puisi “Diponegoro” Karya Chairil Anwar

Bab III     Penutup
-          Kesimpulan
-          Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

 



BAB II
MENGANALISIS KEINDAHAN BAHASA PUISI
DALAM PUISI “DIPONEGORO” KARYA CHAIRIL ANWAR


2.1  Pengertian Puisi
Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik, dan bait. Bisa juga dikatakana bahwa puisi merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitakan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus.
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata Bahasa Yunani yaitu Poesis yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata Poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang menciptakan melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai Dewa atau yang amat suka pada Dewa-dewa.

Definsi puisi:
Menurut buku ringkasan materi oleh Dewi Damayanti, S.Si., dkk. Puisi adalah karya sastra  yang menggunakan kata-kata indah dan padat makna.
Menurut buku Bahasa Indonesia oleh Titik Setyaningsih, S.E. akt. Puisi adalah karya tulis hasil renungan seorang penyair atas suatu keadaan atau peristiwa yang diamati, dihayati atau dialaminya.
Menurut buku Bahasa Indonesia oleh Soimatun, S.Pd. Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya akan makna.
Carlyie mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan bahwa puisi adalah kata-kata yang teridah dalam susunan terindah.
Ralph Waido Emerson (Situmorang 1980), menyatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
Putu Arya Tirtawirja (1980), menyatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit dan samar, dengan makna yang samar dimana kata-katanya condong pada kata konotatif
Jadi, puisi adalah karya tulis atau sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya atau pada makna serta hasil renungan penyair atas suatu kejadian yang dihayati, diamati dan dialaminya.

2.2  Unsur-Unsur Puisi
Unsur-unsur puisi meliputi:
1.      Ragam Bunyi
Meliputi bunyi eufoni, kakofoni, onomatope, penggunaan kombinasi atau pengulangan bunyi vokal dan sengau yang menimbulkan efek yang merdu dan berirama.
2.      Bahasa Puisi
Merupakan sarana ekspresi dalam penulisan puisi.
3.      Tipografi
Adalah pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dalam prosa fiksi dan drama.
4.      Bunyi
Bunyi disamping hiasan puisi, juga mempunyai tugas memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, dan menimbulkan bayangan angan yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya.
5.      Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata untuk menggunakan gagasan.
6.      Irama
Irama merupakan panduan bunyi yang menimbulkan efek musikalitas, baik berupa alunan keras-lunak, kuat-lemah, panjang-pendek, maupun tinggi rendah yang semuanya dapat menimbulkan kemerduan bunyi, kesan suasana serta makna tertentu.

2.3  Jenis-jenis Puisi
Puisi dapat dikelompokam menjadi 2 (dua) jenis, yaitu sebagai berikut:
a.      Puisi Lama
Puisi Lama yaitu puisi yang terikat oleh aturan-aturan bait dan baris.
Jenis – jenis puisi lama:
1.      Gurindam, yaitu suatu bentuk puisi melayu lama yang terdiri dari dua baris dengan irama akhir yang sama, dan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
2.      Karmina, Yaitu pantun kilat sajaknya a-a. Baris pertama disebut sampiran dan baris kedua merupakan isi.
3.      Pantun, merupakan puisi lama yang terdiri atas empat baris bersajak ab-ab atau aa-aa dua baris pertama merupakan sampiran, kedua baris akhir merupakan isi.
4.      Seloka, merupakan bentuk puisi melayu klasik berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran, bahkan ejekan. Biasanya ditulis 4 baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang tertulis lebih dari 4  baris.
5.      Syair, Yaitu puisi lama atau karangan dalam bentuk terkait yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri atas 4 baris. Berirama aa-aa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).
6.      Taliban, yaitu jenis puisi lama seperti pantun, karena mempunyai sampiran diisi, tetapi lebih dari 4 baris (mulai dari 6 baris hingga 20 baris) berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde

b.      Puisi Modern
Puisi Modern yaitu puisi bebas yang tidak terikat oleh aturan bait dan baris serta irama.
Jenis-jenis puisi modern:
1.      Ode, yaitu puisi yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kepahlawanan.
2.      Didaktif, yaitu puisi modern yang di dalamnya mengandung nilai-nilai pendidikan.
3.      Romence, yaitu puisi yang berisi ungkapan rasa cinta kepada sang kekasih.
2.4  Keindahan Bahasa dalam Puisi “Diponegoro” Karya Chairil Anwar
Puisi merupakan jenis karangan yang penyajiannya sangat mengutamakan aspek keindahan. Keindahan yang terdapat dalam puisi terpancar dalam susunan bunyi dan pilihan katanya. Dalam puisi dikenal dengan adanya  rima, irama dan nada. Istilah-istilah tersebut berkaitan dengan efek keindahan bunyi dalam sebuah puisi.
Kecuali dalam kesamaan bunyi, keindahan puisi terdapat pula pada pilihan dan rangkaian kata yang digunakan. Kata dan rangkaian kata yang bergaya merupakan unsur penting lain dalam menciptakan efek estetis. Majas menjadikan larik dan bait-bait dalam puisi hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberikan reaksi tertentu dan merenungkan atas apa yang diungkapkan penyair.

Keindahan bahasa dalam puisi “Diponegoro” ini terletak pada penggunaan kesamaan bunyi beserta variasi-variasinya, seperti pada bait pertama dan bait kedua.
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi sepi

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselubung semangat yang tak bisa mati

Keindahan bahasa puisi tersebut terletak pada akhir setiap kalimat, yaitu setiap kalimat berakhiran dengan huruf vokal “i”.
Selain itu keindahan bahasa dalam puisi tersebut juga terdapat pada bait ketiga baris kesatu, kedua, dan ketiga, yang setiap kalimatnya berakhiran huruf vokal “u”. seperti berikut:
Maju
Ini barisan tak bergenderang berpadu
Kepercayaan tanda menyerbu

Penggunaan kombinasi dan pengulangan bunyi vokal pada puisi tersebut memberikan atau menimbulkan efek yang merdu dan berirama. Selain itu, irama dalam puisi tersebut menimbulkan musikalitas yang sangat kuat dan mempunyai kesan semangat.
Variasi-variasi bunyi juga menjadi keindahan dalam puisi “Diponegoro” tersebut, seperti tercantum pada bait ketiga baris keenam, ketujuh, kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh.
Maju
Bagimu negeri
Menyediakan mati
Penuh di atas menghamba
Binasa di atas ditindas

Gaya bahasa yang terdpaat dalam puisi yang berjudul “Diponegoro” adalah gaya bahasa alterasi yaitu majas perulangan yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. Seperti pada kalimat:
 Sekali berarti,
 Binasa di atas ditindas,
Didepan sekali tuan menanti.



BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya tulis atau sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya atau pada makna serta hasil renungan penyair atas suatu kejadian yang dihayati, diamati dan dialaminya. Puisi memiliki unsur instrinsik (irama, bunyi, ragam bunyi, tipografi, bahasa puisi, dan diksi). Jenis-jenis puisi terdiri dari puisi lama dan puisi baru (modern). Gaya bahasa/ majas merupakan salah satu faktor yang memperindah sebuah puisi seperti gaya bahasa alterasi yang terdapat dalam puisi “Diponegoro” karya Chairil Anwar.

3.2  Saran
Saran-saran yang ingin penulis sampaikan adalah:
1.      Untuk menentukan unsur-unsur keindahan dalam sebuah puisi kita harus meneliti dan menghayati puisi tersebut dengan seksama.
2.      Dalam membuat sebuah puisi kita harus menggunakan variasi bahasa untuk memperindah puisi. Namun kita juga harus memperhatikan kaidah bahasa baku agar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam Bahasa Indonesia.
3.      Curahkanlah apa yang ada dalam benak kita dalam sebuah karya sastra berupa puisi.





DAFTAR PUSTAKA


Abdulkadir, Rita H. 1996. Bahasa dan Sastra Indonesia 2A. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Abdul Simad, Adi. dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII SMA/MA Program IPA dan IPS. Jakarta: Depdiknas.
Kosasih, E. 1999. Bintap Bahasa Indonesia SMU. Jakarta: Grafindo.


 
Lampiran


Diponegoro
          Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi sepi

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselubung semangat yang tak bisa mati

Maju
Ini barisan tak bergenderang berpadu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
Maju
Bagimu negeri
Menyediakan mati
Penuh di atas menghamba
Binasa di atas ditindas

Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan memberikan sehat jasmani dan rohani serta melimpahkan nikmat Iman dan Islam kepada kami semua, sehingga alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini.
Makalah ini ditulis dengan judul “Menganalisis Keindahan Bahasa Puisi dalam Puisi “Diponegoro” Kaya Chairil Anwar” dan disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Drs. Bambang Wiratmo, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Cileles.
2.      Sri Nurlaela, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
3.      Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada kami semua.
4.      Rekan-rekan yang telah memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan baik dari segi penulisan maupun pembahasan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah di masa mendatang.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.


Cileles, Juni 2011
Penyusun





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I        PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................... 1
1.3 Fokus Penelitian........................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan................................................................... 2

BAB II       MENGANALISIS KEINDAHAN BAHASA PUSI
                   DALAM PUISI “DIPONEGORO” KAYA CHAIRIL ANWAR
2.1 Pengertian Puisi............................................................................ 3
2.2 Unsur-unsur Puisi......................................................................... 4
2.3 Jenis-jenis Puisi........................................................................ .... 4
2.4 Keindahan Bahasa Puisi dalam Puisi “Diponegoro”
      Karya Chairil Anwar.................................................................... 6

BAB III     PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................... 8
3.1 Penutup........................................................................................ 8  

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar